Setiap tahun akademik baru, saya selalu mencari buku ini untuk menyegarkan ingatan tentang motivasi buat mahasiswa yang selalu diselipkan saat mengajar. Yup, berikut data buku yang diulas kali ini: Self Driving Menjadi Driver Atau Passenger?
Identitas Buku
![]() |
| Buku Self Driving punya saya, sampai lecek bolak-balik dibaca terus / dokumentasi pribadi |
Berikut adalah identitas buku Self Driving Menjadi Driver Atau Passenger?
Nama Penulis: Rhenald Kasali
Tahun Terbit: 2019 (Cetakan ke-23)
Penerbit: Mizan
Jumlah halaman: 270 halaman
Harga Buku: Rp. 105.400.- mizanstore.com
Nomor ISBN: 978794338513
Profil Penulis: Rhenald Kasali, S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1985), S2 dan S3 di University of Illinois, Amerika Serikat. Berkarir sebagai akademisi, Guru Besar Ilmu Manajemen di FEB UI (sejak 2009) dan pernah menjadi dosen terbang di beberapa universitas lain.
Ia juga pengusaha dan konsultan, merupakan wirausahawan yang aktif memberikan konsultasi di berbagai bidang manajemen dan inovasi. Mendirikan Yayasan Rumah Perubahan untuk mendorong kewirausahaan sosial dan transformasi di Indonesia. Menulis banyak buku yang menjadi best-seller, seperti "Disruption" dan "Maju Bersama Kaum Sampah".
Prof. Rhenald dinobatkan sebagai Writer of the Year pada tahun 2018 oleh IKAPI. Salah satu dari 30 Profesional Manajemen Terbaik Sedunia oleh The Global Gurus pada tahun 2018. Penghargaan "Kreativitas" di bidang Pendidikan dari Yayasan Pengembangan Kreativitas (2005). dan Piagam Penghargaan dari Rektor Universitas Indonesia sebagai Penulis Buku (2005).
Kover Buku
Buku "bergizi" ini berwarna merah perlambang keberanian, cinta, gairah, dan energi, hingga peringatan bahaya, agresi, dan kemarahan. Secara fisik, warna merah dapat meningkatkan detak jantung, metabolisme, dan tekanan darah. Warna ini juga sering digunakan sebagai tanda bahaya atau berhenti, seperti pada rambu lalu lintas.
Adapun gambarnya berupa sedikit ilustrasi tentang jejak langkah-langkah kaki menunjukkan perjalanan dan tulisan besar judul buku SELF DRIVING Menjadi Driver atau Passenger? Dilengkapi pula dengan logo National best seller.
![]() |
| Ketiga buku best seller dari penulis yang sama, Prof. Rhenald Kasali / dokpri |
Hal ini terbukti dari capaian penjualan buku ini yang pastinya sangat membanggakan, bagaimana tidak, sejak cetakan ke-1 pada tahun 2014, lima tahun kemudian sudah pula masuk ke cetakan ke-23. Jauh mengungguli buku berikutnya yaitu Disruption (2017) yang mencapai cetakan ke-11 dan #MO Sebuah Dunia Baru yang Membuat Banyak Orang Gagal Paham (2019) meraih cetakan ke-3.
Saya memiliki ketiga buku di atas, sebenarnya plus satu lagi yaitu buku berjudul Sentra: Membangun Kecerdasan dan Kemampuan Anak Sejak Dini. Namun entah sedang dipinjam adik saya yang guru TK atau saya yang lupa meletakkannya di suatu tempat, saya terus berusaha mengingatnya.
Isi Buku
Buku ini sudah lama saya beli, namun tak kunjung sempat menuliskan resensinya. Jangan khawatir buku ini akan tetap nyambung buat dibaca kapanpun (timeless), karena mengandung motivasi dan percikan semangat memperbaiki diri terus menerus.
Sebagaimana buku-buku bergenre self development karya Pak Rhenald yang saya minati, buku ini saya baca dengan metode "ngemil". Saya baca sedikit demi sedikit, renungkan lalu kaitkan dengan aspek-aspek kehidupan yang dialami atau tampak di depan mata.
Sebagaimana buku-buku bergenre self development karya Pak Rhenald yang saya minati, buku ini saya baca dengan metode "ngemil". Saya baca sedikit demi sedikit, renungkan lalu kaitkan dengan aspek-aspek kehidupan yang dialami atau tampak di depan mata.
Dibuka dengan Bab 1: Ini Soal Mandataris Kehidupan. Manusia diingatkan kembali bahwa ia adalah pemegang mandataris kehidupan. Sedari awal manusia bertarung menghadapi tantangan dan perubahan seperti seorang pengendara yang berisiko ditabrak atau menabrak, senantiasa seperti itu.
Namanya juga driver untuk kehidupannya, pasti akan ada akibat atas haluan yang dipilihnya, berbeda jika hanya menjadi passenger tinggal mengikut saja tidak berada pada posisi menentukan arah tujuan.
Orang jujur itu mujur. Tetapi jujur dan disiplin seperti sekeping koin dengan dua sisi, saling melengkapi. Karena kejujuran harus menjadi komitmen, dan komitmen dibentuk oleh Self Discipline. Inilah modal dasar Self Driver. (Iwan Setiawan - CEO PT. Rintis Sejahtera)
![]() |
| Bab tentang disiplin diri, jossss banget! / dokpri |
Disiplin Diri
Saya sendiri entah berapa kali menuju Bab 6: Self Discipline (Disiplin Diri), terutama jika merasa diri merasa berubah menjadi tidak disiplin. Demikian pula jika saya membuka sesi kuliah pada keesokan paginya, saya membaca bab ini terlebih dahulu.
Ada tiga jenis disiplin yang perlu dikenali untuk membentuk diri menjadi seorang driver. Ketiga jenis disiplin ini menimbulkan akiba yang berbeda-beda karena sumbernya saja sudah tidak sama.
Growth Mindset
- forced disciplne, digerakkan dari luar diri, misalnya disiplin dari orang tua, dosen, atau pembimbing.
- self discipline, berasal dari dalam diri sendiri, dibentuk secara bertahap dan melawan ketidaknyamanan diri.
- Indisiplin, perilaku tidak disiplin, misalnya mahasiswa yang tidak menyerahkan tugas tepat waktu, tentara yang bertindak di luar perintah, dan pegawai yang berkeliaran di mal pada jam kerja.
Growth Mindset
Saya setuju dengan growth mindset yang dikemukakan Carol Dweck, bahwa ada dua tipe manusia berdasarkan cara berpikirnya. Orang-orang dengan growth mindset dan fixed mindset.
Orang dengan growth mindset, jika melakukan kesalahan, ia tak akan menyerah dan terus mencoba lagi sampai bisa. Selalu berpikiran positif dan optimis terhadap segala sesuatu yang terjadi pada usahanya. Hingga akhirnya ia menemukan solusinya.
Pada Bab 6 Growth Mindset, beberapa cara melatih pikiran agar bertumbuh terus, sebagai berikut:
- ekspos diri pada tantangan-tantangan baru
- mintalah kritik dan masukan dari orang-orang kritis
- biasakanlah menghadapi hal-hal sulit yang mungkin tidak mau dikerjakan orang lain
- datangi orang-orang sukses dan bergurulah pada mereka.
Kesimpulan
Self Driving Menjadi Driver Atau Passenger? Pesan CEO untuk Gen Z, saya mengambil judul ini pada postingan ulasan buku agar meneruskan pesan Prof. Rhenald Kasali buat Gen Z yang memegang prediat anak muda zaman now.
Dua hal yang menurut saya paling penting dari buku ini (semuanya sih penting ya isinya daging semua), adalah disiplin diri dan pola pikir yang terus bertumbuh. Ya, self discipline and growth mindset. Selalu saya ulang-ulang di tiap kelas perkuliahan yang saya ampu.
Jika memiliki minimal dua hal ini insyaallah akan menjadi driver yang selamat sampai tujuan. Bukan hanya passenger tukang mengeluh tanpa berani mengambil risiko apapun. Ingin membaca semua hal penting lainnya yang pastinya bikin penasaran? Yuk, silakan dinikmati dengan bahagia ya buku ini.
Salam literasi!



Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, karena komentar Anda menjadi jejak digital di dunia maya