Saya ujian kualifikasi doktor itu pada 28 September 2022, ya hampir setahun berlalu, wah bakal ulang tahun nih kualifikasi saya. Butuh 10 bulan lamanya saya merampungkan 50 halaman tulisan tentang topik Konstruksi Hukum Pengenaan Bunga yang Berkeadilan pada Pinjaman Online.
Ya, 3 Juli 2023 naskah proposal itu jadi, saya antarkan kepada promotor saya Prof. Dr. Hasim Purba, SH., M.Hum, ko-promotor 1 Dr. Zulkarnain Sitompul, SH., LL.M., dan ko-promotor 2 Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN., M.Hum.
Melalui proses pembimbingan selama kurang lebih 1 bulan, Alhamdulillah pada 12 Agustus Prof. Hasim membubuhkan tanda tangan persetujuannya, diikuti Bu Devi pada tanggal 16 Agustus dan yang terakhir Pak Zul pada 18 Agustus 2023. Saya sangat bersyukur Pak Zul berkenan memberitahukan bahwa beliau sedang di Medan pada waktu itu. Sebab kesehariannya beliau bertugas id Universitas Indonesia, Jakarta, di Bank Indonesia dan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI juga.
Perjalanan Menuju ACC
Menurut kamus Meriam Webster, Acc atau accord diartikan sebagai sesuai atau selaras. Berarti jika proposal di-acc maknanya dianggap sudah sesuai dan selaras dengan kelayakan mengikuti ujian seminar proposal.
Proposal disertasi saya yang total berjumlah 58 halaman ditambah daftar pustaka, akhirnya di-acc sesudah saya rombak di sana sini. Banyak pelajaran yang saya peroleh selama menulis proposal selama 10 bulan ini. Berikut perjalanan menuju ACC yang dapat saya bagikan.
1. Harus Cermat Manajemen Waktu
Apa pun target dalam menuntaskan suatu tanggung jawab pastinya membutuhkan kecermatan dalam manajemen waktu. Termasuk dalam menulis proposal. Sebenarnya saya malu, dikenal sebagai penulis namun hanya membuat 50 lembar proposal penelitian disertasi saja memerlukan waktu 10 bulan. Apa saja yang dilakukan hingga selama itu baru selesai?
Bukan bermaksud berapologi, namun 2 semester ini saya disibukkan dengan aktivitas rutin mengajar, menjalankan amanah sebaga Kabag. Hukum Perdata di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Meski mahasiswa libur dan rekan-rekan sejawat lainnya tidak ke kampus, saya dan rekan-rekan Kabag yang lain tetap hadir di fakultas.
Kami mengikuti rapat demi rapat fakultas dan universitas, menerima ajuan judul skripsi dari mahasiswa, menguji seminar proposal skripsi, menguji ujian skripsi, mengurusi kegiatan insidental, mengisi borang ISK (Instruksi Suplemen Konversi) karena Fahum UMSU akan meningkatkan akreditasi dari akreditasi A menjadi akreditas Unggul.
Pulang dari kampus saya pribadi memiliki peran sebagai istri dan ibu yang menyediakan makan malam bagi seisi rumah. Maka begitu sampai di rumah, sholat Ashar, mengganti baju, saya pun langsung ke dapur memasak bahan-bahan yang paginya sudah saya beli dari warung dan simpan di dalam kulkas.
Selesai masak, saya juga punya kewajiban memastikan anak bungsu yang rada malas makan untuk menyantap makan malamnya, kemudian mengecek PR sekolah, mengajarinya susun roster untuk mata pelajaran esok, merapikan kembali kamar tidur, dan sehabis melaksanakan sholat Isya saya pun tertidur.
Nah, mestinya sepertiga malam kira-kira pukul 3 pagi saya bangun untuk sholat tahajjud dan buka file proposal, karena kelelahan terkadang selesai qiyamun lail saya kembali memejamkan mata. Begitu seterusnya hingga proposal pun tak kunjung selesai.
2. Pantang Menyerah Saat Disuruh Revisi
Dipersalahkan, dikritik, dan disuruh merevisi adalah makanan sehari-hari bagi pejuang doktor. Maka dengan senang hati saya menerima segala masukan dari promotor, dan ko-promotor. Saya sangat menghargai waktu dan kesediaan mereka dalam membaca dan memberikan saran-saran konstruktif bagi kualitas disertasi saya.
Menurut saya di situlah sebenar-benarnya ilmu. Pada saat dipertanyakan alasan membuatnya, diragukan, ditertawakan, semuanya demi perbaikan mutu seorang kandidat doktor. Saya jadi banyak membaca sumber-sumber referensi, menghubung-hubungkan peristiwa dan belajar teori lagi. Tidak mundur walaupun sejengkal, maju terus pantang mundur. 3. Tak Perlu Stres, Revisi Saja
Saya tidak mau terbawa emosi atau bawa perasaan. Jika sumber referensinya belum saya temui, saya cari dan cari terus sampai ketemu. Saya tidak mengeluh dan membuang waktu lagi dengan percuma. Tujuan saya hanya satu yaitu cepat ujian seminar proposal atau kolokium, lalu melakukan penelitian sebaik mungkin. Untuk kemudian kembali lagi bulan Maret 2024 untuk ujian Seminar Hasil Penelitian (SHP).
Kesimpulan
Proposal disertasi sudah selesai adalah kesyukuran tersendiri bagi saya. Rasanya beban yang selama ini duduk di pundak saya, perlahan-lahan berkurang. Semoga setelah ujian kolokium nanti saya langsung mengerjakan bab 2, bab 3, bab 4, dan bab 5 dengan intens tanpa perlu menghabiskan waktu 10 bulan seperti menulis proposal ini. Bismillah semoga Allah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kemudahan untuk saya. Aamiin yra.
Salam pejuang doktor!
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, karena komentar Anda menjadi jejak digital di dunia maya