Setiap hari Selasa pukul 14.00 sd 16.30 WIB, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Harjosari menggelar pengajian rutin di mushola Aisyiyah Jalan Garu III Gang III. Karena hari kerja tentunya saya tidak bisa ikut secara rutin setiap pekannya.
Namun demikian tetap saya upayakan sepulang dari kampus, memastikan keadaan rumah sudah bisa ditinggalkan, dalam artian anak sudah dijemput dari sekolahnya, bahan masakan untuk nanti dimasak nanti sore sepulang pengajian sudah lengkap di kulkas. Pergi pengajian pun hati saya lebih tenang.
![]() |
| Ustadz Suratno sedang menyampaikan kajiannya / dokpri |
Diisi oleh Pengajar yang Kompeten
Pengajian rutin ibu-ibu PRA Harjosari diisi oleh beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya. Misalnya untuk penguatan di bidang organisasi (karena Aisyiyah adalah ormas sama seperti Muhammadiyah), disampaikan oleh Ibu Hayati. Ceramah Ustaz dibawakan oleh Ust. Suratno, dan Ust. Irham Tanjung. Bergantian di antara ketiganya untuk membimbing kami para ibu anggota PRA Harjosari.
Pengajian PRA Harjosari tak sekadar pengajian biasa. Di forum itu ibu-ibu pengurus dan anggota PRA dilatih mengelola acara.
Tiap minggunya ada pembagian tugas dan personel, misalnya untuk membuka acara siapa yang menjadi protokol, yang membuatkan minuman ustaz-ustazah, yang menjalankan sumbangan untuk mengisi kas, yang mencatat iuran anggota, dan sebagainya. Di organisasi Aisyiyah ibu-ibu ini belajar mengatur jalannya acara dengan baik.
Untuk iuran sampai beberapa jenis meskipun nilainya kecil agar terjangkau oleh seluruh anggota. Selain iuran bulanan sebagai anggota Aisyiyah/Muhammadiyah, ada lagi iuran pendirian Sekolah Tinggi Aisyiyah (STA), iuran pelaksanaan muktamar Muhammadiyah yang pada tahun 2027 tuan rumahnya adalah Provinsi Sumatra Utara, dan ZIS bagi guru Taman Pendidikan Al-Qur'an Aisyiyah (TPQA) PRA Harjosari,
Jika ingin berangkat pengajian mesti menyiapkan infaq terbaik, insyaallah menjadi harta sebenarnya di akhirat kelak.
Selain menjadi anggota di PRA Harjosari, sebelumnya saya adalah anggota di PRA Laksana, Kecamatan Medan Area. Dari tahun 2015 sampai 2021 saya mengaji rutin setiap hari Jumat di sana.
Lalu pada tahun 2021 kami pindah ke Kecamatan Medan Amplas, membangun rumah sendiri, maka saya mencari informasi tentang ranting terdekat dengan kediaman kami, diperolehnya PRA Harjosari ini. Jadi sejak 2022 hingga sekarang saya ikut pengajian PRA Harjosari.
Diketuai oleh Seorang Doktor
Ada yang menarik dengan PRA Harjosari, yaitu ketuanya adalah seorang bertitel doktor. Beliau lulusan dari Sudan. Menurut cerita beliau beberapa kali diminta menjadi dosen di kota ini namun secara halus menolaknya.
Sudah menjadi rahasia umum gaji dosen di Indonesia kecil, kondisi yang sama pasti di Medan juga demikian. Jadi beliau memutuskan untuk membuka kursus bahasa Arab, Inggris dan Perancis dan salut sekali penghasilannya yang hanya dari rumah saja bisa mencapai gaji dua digit.
Di samping itu suami beliau yang orang Maroko ada usaha kuliner memuat penganan khas sana. Cerita ibu ketua ini sangat menginspirasi saya di tengah banyaknya keluhan kesejahteraan dosnen yang masih jauh dari kata kehidupan yang sejahtera.
Sepengalaman saya ikut pengajian PRA dari 2015 hingga 2025 ini, berinteraksi dengan ibu-ibu yang sudah senior harus memiliki karakter yang kuat, sabar, dan tahan banting. Seringkali terjadi miskomunikasi, malas atau tidak tahu cara berkoordinasi, banyak halangan entah apapun itu, sakit, dan sebagainya.
Makanya saya salut dengan ibu ketua ini, meski dia bergelar doktor tetapi mampu berkiprah me-manage ibu-ibu ranting dengan segala gaya dan sifatnya.
Seperti inilah seharusnya seorang doktor, tidak terkungkung dalam ruang-ruang kaca kampusnya, hidup dari rapat ke rapat, memang sih sesekali ke lokasi pengabdian masyarakat tetapi sekadar melongok sejenak. Sementara bu doktor ketua ranting ini hidupnya sehari-hari bersama dengan ibu-ibu PRA Harjosari.
Pernah juga terbaca saya ada sedikit konflik antaranggota dan anggota-ketua. Seperti perang komentar saja di GWA (Grup WhatsApp). Namun setelah beberapa kali membalas komentar, beliau mendiamkan. Dan "keributan" kecil itu pun mereda. Mungkin beda hal jika ketuanya panikan atau emosional, bakal leave semua anggotanya dari GWA.
Tiap ketua memiliki sifat bijaksananya masing-masing. Kangen juga dengan ketua ranting saya waktu masih PRA Laksana. Ibu-ibu enam puluh tahun yang ngemong, bertutur bahasa lemah lembut, ramah, dan terasa sekali keibuannya. Demikianlah Allah menciptakan manusia dengan beragam karakternya.
![]() |
| Saya mengambil foto secara candid, sungkan juga jepret sana sini selagi menyimak kajian / dokpri |
Kesimpulan
Pengajian PRA Harjosari penting untuk diikuti sebagai ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT lewat mempelajari kandungan Al-Qur'an dan hadis. Meskipun demikian sebagai orang yang punya rutinitas terkadang tidak sempat mengikuti pengajiannya.
Selalu diniatkan untuk menyisihkan waktu belajar agama langsung pada gurunya sebagaimana yang dilaksanakan oleh PRA Harjosari ini.
Semangat belajar!



Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bijak, karena komentar Anda menjadi jejak digital di dunia maya